Minggu, 29 Desember 2013

Mandolin di Desa Pujungan

Mandolin di Desa Pujungan

Mandolin merupakan sebuah alat musik yang tergolong ke dalam golongan alat musik cordophone (berdawai) yang dimainkan dengan cara dipetik. Instrumen Mandolin memiliki kemiripan dengan alat musik Kecapi yang ada di Cina, Sunda dan Jawa Tengah, namun instrument Mandolin memiliki keunikan sendiri yaitu memiliki tuts seperti piano untuk menghasilkan nada yang diinginkan.
Di Bali daerah populasi insrtumen Mandolin pada umumnya terdapat di Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan dan di Kabupaten Karangasem. Dipilihnya insrtumen Mandolin di Desa Pujungan untuk dijadikan objek penelitian ensambel music disebabkan oleh eksisnya keberadaan instrumen Mandolin di Desa Pujungan ini dari segi alat musik maupun organisasinya. Disamping itu Mandolin di Desa Pujungan telah dikenal di seluruh Bali bahkan di mancanegara secara kualitas alat musik dan kualitas permainan oleh sekeha Mandolin di Desa Pujungan itu sendiri.
Keberadaan instrumen Mandolin di Desa Pujungan diduga telah ada sejak masa puncak perdagangan di Bali yang dibawa oleh pedagang Cina. Menurut narasumber sekaligus pengerajin Mandolin di Desa Pujungan yaitu Bapak I Made Sunita, yang mengatakan asal muasal dari keberadaan instrumen Mandolin di Desa Pujungan disebabkan penemuan alat musik Mandolin oleh para tetua Desa Pujungan yang ditinggalkan oleh pedagang Cina. Sejak saat itu keberadaan instrumen Mandolin mulai berkembang dan dilestarikan sebagai warisan budaya (heritage culture) sampai saat ini.

Pembuatan instrumen Mandolin di Desa Pujungan di mulai sekitar tahun 1930-an oleh I Nengah Madya dan diteruskan secara turun temurun kepada generasi selanjutnya sampai ke generasi I Made Sunita yang memulai kegiatan memproduksi instrumen Mandolin dari tahun 1986 sampai sekarang. Selain sebagai seorang pengerajin Mandolin, I Made Sunita juga sebagai pemain dan pelatih Mandolin di Desa Pujungan yang telah mengeksiskan sekeha Mandolin Eka Merta Sari, Desa Pujungan sampai ke generasi muda saat ini,
2. Bentuk Instrumen Mandolin di Desa Pujungan
Pada dasarnya instrumen Mandolin memiliki persamaan bentuk dengan instrument Kecapi yang ada di Cina, Sunda dan Jawa Tengah (Siter). Namun instrumen Mandolin memiliki bagian-bagian khusus yaitu tuts sebagai penghasil nada dan alat penyetem suara. Disini perlu dibatasi bahwa Mandolin yang dimaksud adalah instrumen berdawai dengan terampa atau pelawah berbentuk persegi panjang dan memiliki tuts yang berfungsi sebagai penghasil nada-nada yang diinginkan. Hal ini perlu dipertegas karena terdapat instrumen Mandolin yang dikenal diseluruh dunia berbentuk seperti gitar dan dimainkan juga dengan dipetik namun menggunakan system akor (accord).
Bentuk dari instrumen Mandolin di Desa Pujungan adalah berterampa atau pelawahyang terbuat dari katu cepaka atau cempaka. Pada bagian terampa atau pelawahterdapat elemen-elemen seperti senar yang dipasang melintang, memiliki lubang resonator pada bagian kanan terampa atau pelawah, terdapat alat penyetem senar diujung kiri terampa, diatasnya terdapat tuts-tus yang dipasang sesuai dengan nada-nada yang diinginkan dalam instrument Mandolin.
Tuts-tuts didalam instrumen Mandolin disebut dengan panggul. Tuts-tuts atau panggul ini berbentuk lingkaran memiliki tangkai meyerupai tombol angka mesin tik kuno. Jumlah tuts atau panggul dalam instrumen Mandolin berjumlah…………. Sesuai dengan jumlah nada dalam instrument Mandolin.
Penyetem suara yang terletak di ujung kiri instrumen Mandolin bentuknya persis seperti alat peyetem instrumen gitar, biola, cello dan sebagainya. Alat penyetem suara ini dikaitkan langsung dengan senar yang terbentang sampai ke ujung kanan terampa. Jumlah alat penyetem ini tergantung dari banyak senar yang digunakan. Di Desa Pujungan sendiri jumlah senar tergantung dari klasifikasi jenis instrumen, seperti Mandolin jenis Pengater memiliki 4 sampai 5 senar. Sedangkan Mandolin jenisJublag dan Jegog menggunakan 6 buah senar.
Instrumen Mandolin di Desa Pujungan memiliki sebuah lubang resonator yang terdapat di ujung kanan terampa, yang terletak persis di bawah tempat memetik senar dengan alat bantu pemetik yang terbuat dari lempengan besi berbentuk segi tiga. Resonator ini berfungsi sebagai pembuat getaran dari suara senar agar mampu menghasilkan suara dengan tekstur bergelombang dan bergerinjal.
Laras yang digunakan dalam instrumen Mandolin tidak menggunakan system laraspelog atau selendro seperti gamelan lain di Bali, melainkan menggunakan standarisasi nada musik c=do dengan nada diatonisnya 1-2-3-4-5-6-7-1. Namun jika menggunakan nada pelog cukup memakai nada 1-3-4-5-7-1, sedangkan untuk menggunakan nada selendro dipakai nada 1-2-3-5-6-1.

5. Fungsi  Mandolin di Desa Pujungan
Di Desa Pujungan sendiri terdapat organisasi tempat melestarikan dan mengembangkan kesenian Mandolin yaitu sekeha Eka Merta Sari, Banjar Merta Sari. Mandolin di Sekeha ini biasanya dirangkaikan dengan instrumen lain seperti kendang, suling dan biola. Di Sekeha Mandolin Eka Merta Sari terdapat empat jenis Mandolin yaitu:
  • Mandolin Pengugal
  • Mandolin Pengater
  • Mandolin Jublag
  • Mandolin Jegogan


Permainan sangsih polos (off bict on bict) juga digunakan dalam permainan Mandolin.
Fungsi dari Mandolin di Desa Pujungan adalah sebagai pengiring upacara dan sebagai seni pertunjukan, Di dalam mengiringi prosesi upacara Mandolin bisanya memainkan gending iringan tari rejang. Sedangkan dalam konteks pertunjukan, Mandolin di Sekeha Eka Merta Sari telah melakukan pementasan di berbagai ajang budaya di Bali seperti tampil sebanyak tujuh kali di Pesta Kesenian Bali, pentas di Festival Tanah Lot, di Hotel-hotel dan berkolaborasi dengan seniman luar negri. Di dalam petunjukan Sekeha Eka Merta Sari memainkan lagu-lagu seperti berikut :
  • Mbok Nyoman
  • Dije Bulan
  • Merah Putih
  • Kicing-Kicing Cenik
  • Penglebar
  • Baris
  • Jejogedan
  • Topeng
  • Pengaksama. 
Mandolin di Desa Pujungan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar