DEWA 19
Dewa 19 adalah
sebuah grup musik terbentuk pada tahun 1986 . band ini terbentuk di Surabaya, Indonesia. Grup
ini telah beberapa kali mengalami pergantian personel dan formasi terakhirnya
sebelum dibubarkan pada tahun 2011 adalah Ahmad Dhani(kibord), Andra Ramadhan(gitar), Once Mekel(vokal), Yuke Sampurna(bass) dan Agung Yudha(drum).
Dewa pertama
kali dibentuk pada tahun 1986 oleh empat orang siswa SMP Negeri 6 Surabaya.
Nama Dewa merupakan akronim dari nama mereka berempat yaitu Dhani Ahmad(keyboard, vokal), Erwin Prasetya(bass), Wawan Juniarso(drum) dan Andra Ramadhan(gitar). Ada pula beberapa nama yang pernah menjadi personil Dewa 19 yang belum disebutkan di atas diataranya :
- Ari Lasso (vocal di tahun 1991-1999)
- Wong Aksan (drum di tahun 1995-1998)
- Tyo Nugros (drum di tahun 1999-2007)
- Salman (drum sementara)
- Rere Reza (add. drum 1994-1995)
Nama pertamanya dulu adalah Dewa. Muncul dengan musik yang lebih pop, kemudian berubah haluan menjadi
jazz setelah Erwin memperkenalkan musik jazz ke grup ini. Wawan yang merupakan
penggemar berat musik rock kemudian memutuskan keluar dan digantikan oleh Salman. Ketika itulah nama Dewa pun diubah menjadi Down
Beat, yang diambil dari nama majalah jazz terbitan Amerika Serikat.
Ketika nama Slank
berkibar, Wawan kembali dipanggil untuk menghidupkan Dewa dengan mengajak pula
Ari Lasso yang merupakan teman Wawan di Outsider (band baru wawan sesudah keluar dari dewa). Nama Down Beat pun berubah menjadi Dewa 19, karena waktu itu
rata-rata usia personelnya 19 tahun. Kali ini, Dewa 19 hadir dengan
mencampuradukkan beragam musik jadi satu. Pop, rock, bahkan jazz dicampurkan sehingga
melahirkan alternatif baru bagi khasanah musik Indonesia saat itu. Nama Dewa 19 pun langgeng sampai akhir/sampai resmi bubar.
C. Beberapa Album dan Penghargaan
Pada tahun 1992,
Dewa 19 meluncurkan album pertamanya yang bertajuk Dewa 19. Melalui album ini
Dewa 19 berhasil menyabet 2 penghargaan di BASF Awards 1993, masing-masing
untuk kategori "Pendatang Baru Terbaik" dan "Album Terlaris
1993".
Pada tahun 1994,
Dewa 19 merilis album kedua mereka yang berjudul Format Masa Depan. Di tengah
penggarapan album ini, Wawan hengkang dari Dewa 19 dan kemudian digantikan
sementara oleh pemain pembantu Rere Reza. Album ini menelurkan singel berjudul "Aku
Milikmu" dan "Tak Akan Ada Cinta Yang Lain".
Pada tahun 1995,
Dewa merilis album bertajuk Terbaik Terbaik. Wong Aksan
kemudian bergabung dan
menempati posisi drummer. Album ini memiliki konsep musik pop rock yang
dikembangkan dengan menambah unsur-unsur jazz, folk, funk dan ballad.
Majalah Rolling Stone edisi Desember 2007, menempatkan album ini di
posisi 26 dalam daftar "150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa". Sementara
itu, singel pertamanya yang berjudul "Cukup Siti Nurbaya" berada di
peringkat 20 dalam daftar "150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa"
oleh majalah Rolling Stone edisi Desember 2009. Lewat album ini Dewa kembali meraih
penghargaan BASF Awards untuk "Grup Musik Rock Terbaik",
"Grup/Duo Rekaman Terbaik" serta "Tata Musik Rekaman
Terbaik". Video klip "Cukup Siti Nurbaya" juga mendapat
penghargaan sebagai "Video Klip Terbaik" di ajang Video Musik
Indonesia.
Album keempat
Dewa 19 yang berjudul Pandawa Lima dirilis pada tahun 1997. Melalui album ini,
Dewa 19 sukses meraih 6 penghargaan di Anugerah Musik Indonesia 1997, yaitu
untuk "Lagu Alternatif Terbaik", "Lagu Terbaik Umum",
"Duo/Grup Alternatif Terbaik", "Album Rhythm & Blues
Terbaik" serta "Sampul Album Terbaik". Album ini melahirkan
sejumlah hits di antaranya berjudul "Kirana" dan "Kamulah
Satu-Satunya". Kedua lagu ini berhasil memenangkan penghargaan Video Musik
Indonesia sebagai "Video Klip Favorit". Pandawa Lima telah sukses
terjual lebih dari 800 ribu keping dan mendapat sertifikat 5x Platinum.
Pada tahun 1999,
Dewa merilis album The Best of Dewa 19, yang berisi karya-karya terbaiknya
semasa Ari Lasso menjadi vokalis. Album ini memuat dua lagu baru yaitu
"Elang" dan "Persembahan dari Surga". Album ini kembali
meraih sukses meski tanpa sepotong promosi apapun. Setelah perilisan album ini,
Dewa 19 resmi hanya tinggal 2 orang personel saja.
Setelah sekian
lama vakum dari blantika musik Indonesia, akhirnya pada tanggal 30 April 2000,
Dewa tampil secara perdana dengan formasi baru yaitu Ahmad Dhani(keyboard),
Andra Ramadhan(gitar), Once Mekel(vokalis) dan Tyo Nugros(drumer). Kali ini
Dewa 19 hadir dengan nama Dewa saja, tanpa embel-embel 19. Pada tahun 2000, Dewa merilis album kelimanya bertajuk Bintang
Lima. Awalnya banyak yang pesimis dengan formasi Dewa saat itu. Namun ternyata,
album Bintang Lima justru meledak di pasaran, bahkan menjadi album tersukses
sepanjang karier Dewa. Melalui album ini, Dewa menyabet tiga penghargaan AMI Awards 2000, yaitu "Penyanyi/Group
Terbaik", "Lagu Terbaik (Roman Picisan)" dan "Album
Terbaik". Majalah Rolling Stone
menempatkan album ini di posisi 96 dalam daftar "150 Album Indonesia
Terbaik".
Album keenam
Cintailah Cinta dirilis pada tanggal 5 April 2002. Album ini awalnya akan
diberi judul Indera Ke-Enam, namun hanya karena pertimbangan pasar, pihak label
menggantinya menjadi Cintailah Cinta. Album ini pun kembali mendulang sukses album
Bintang Lima. Sebelum resmi dirilis di pasaran album ini bahkan telah laris
sebanyak 200.000 keping. Total penjualan album ini telah mencapai lebih 1,04
juta keping. Pada ajang AMI Awards 2002, Dewa berhasil membawa tiga penghargaan
untuk kategori "Duo/Grup Pop Terbaik", "Lagu Terbaik (Arjuna)" serta "Sampul Album Terbaik".
Pada awal tahun
2004, Dewa merilis album live dobel Atas Nama Cinta yang merupakan rekaman
konser saat tur Atas Nama Cinta, menampilkan lagu-lagu hits Dewa sejak tahun
1992 dalam versi konser. Dewa juga merilis ulang The Best Of Dewa 19 dalam
bentuk DVD berisi Kelahiran & Perjalanan Dewa 19 serta 10 video klip,
ditambah 1 CD audio dan 1 buku sejarah dan perjalanan Dewa 19 Sejak dirilis
pada tahun 1999, album The Best of Dewa 19 sendiri telah terjual hampir 1 juta
keping.
Dewa resmi
merilis album kedelapannya yang berjudul Laskar Cinta pada tanggal 22 November
2004. Di album ini Dewa menyuguhkan musik rock yang lebih keras serta
penggunaan musik sampling. Album ini melejitkan hits berjudul "Pangeran
Cinta", "Satu" dan "Cinta Gila". Nama Dewa kemudian
dikembalikan lagi menjadi Dewa 19. Pada Maret 2005,
Dewa menggelar konser di kota Sydney dan Melbourne, Australia. Dewa 19 juga
mengadakan konser di Singapura seusai menerima penghargaan khas dari Anugerah
Planet Muzik 2005 sebagai "The Most Genius Band".
Dewa 19 mulai
serius menjajaki pasar internasional dengan ditanda tanganinya kontrak untuk 3
album dengan EMI Music International Hong Kong yang berlaku per 1 Januari 2006. Dewa 19 kemudian mengeluarkan album bertajuk Republik Cinta pada awal tahun
2006 dalam 2 versi, yakni untuk pasar Indonesia dan pasar internasional. Dewa 19 mendapatkan penghargaan "LibForAll Award" di Amerika Serikat atas lagu
"Warriors of Love" (versi bahasa Inggris "Laskar Cinta")
yang dinilai menyerukan perdamaian dan toleransi beragama. Dewa 19 menghabiskan biaya lebih dari setengah miliar untuk menggarap 11 video klip di
album ini. Dewa 19 kemudian merilis VCD dan DVD Karaoke dari album Republik
Cinta. Dewa 19 juga membuat video klip "I Want to Break Free" untuk
keperluan internasional.
Meskipun upaya
menuju karier internasional mereka gagal, album Republik Cinta berhasil
membuahkan penghargaan di AMI Awards 2006. Dewa 19 berhasil meraih penghargaan
"Grup Rock Terbaik" dan "Album Terbaik". Pada bulan Maret
2006, album ini juga meraih sertifikat platinum di Malaysia. Pada tahun ini, Dewa 19 juga dinobatkan sebagai "Duta Surabaya" atas kesuksesan dan
prestasi mereka sebagai grup musik yang berasal dari Surabaya.
Pada tahun 2007, Dewa 19 merilis album kompilasi berjudul Kerajaan Cinta, yang kemudian menjadi
album terakhir dalam karier grup ini. lbum ini memuat dua buah lagu baru yaitu
"Dewi" dan "Mati Aku Mati", sementara selebihnya merupakan
lagu-lagu di album Republik Cinta dan lagu-lagu lama Dewa 19 yang diremix atau
direkam ulang. Lagu "Mati Aku Mati" diangkat untuk menjadi soundtrack
film arahan Hanung Bramantyo, Kamulah Satu-Satunya, yang dibintangi oleh Nirina
Zubir. Dewa 19 menggelar konser besar-besaran di lima kota di Malaysia, yaitu:
Kota Kinabalu, Kuching, Johor Bahru, Penang dan Kuala Lumpur selama bulan Desember
2007. Dewa 19 kemudian melakukan konser di Stadion Negara, Kuala Lumpur. Dewa 19 mencetak sejarah musik di Malaysia dimana sebuah grup musik melakukan konser di
lima kota besar di Malaysia dalam sebulan. Dewa 19 juga membuatkan lagu khusus
penggemarnya di Malaysia berjudul "Cintaku Tertinggal di Malaysia".
Selain itu, Dewa 19 terpilih menjadi ikon dari Celcom Bhd, salah satu
perusahaan telekomunikasi raksasa Malaysia.
D. Akhir Cerita dan Pembubaran
Setelah
menggelar tur di Malaysia, Dewa 19 mulai vakum akibat kesibukan masing-masing
personel dengan proyek sampingannya mereka masing-masing. Akibat kesibukan tersebut
pengerjaan album kesepuluh Dewa tidak kunjung selesai. Dewa 19 sempat kembali
ke panggung musik dengan hanya merilis singel, yaitu "Perempuan Paling
Cantik di Negeriku Indonesia" (2008) dan "Bukan Cinta Manusia
Biasa" (2009).
Pada awal tahun
2011, Once Mekel akhirnya menyatakan keluar dari posisinya sebagai vokalis Dewa 19 untuk fokus dalam kariernya sebagai penyanyi solo. Pengunduran diri Once
tersebut menjadi penyebab utama bubarnya Dewa 19. Tidak hanya itu, menurut pengamat
musik Bens Leo, kesibukan Ahmad Dhani yang merupakan otak Dewa 19 menyebabkan
grup ini berada dalam keadaan kurang sehat. Ia mengatakan: "Dhani bisa
membentuk RCM hingga artis-artisnya dikenal, tapi Dewa 19 justru tidak terurus.
Kalau Dhani tidak mempertahankan band utamanya, jelas banyak fans yang akan
kecewa. Begitu pula dengan penikmat musik di tanah air yang sudah akrab dengan
musik-musik khas Dewa 19".
Ahmad Dhani kemudian kembali
mengadakan pembicaraan dengan Once, yang mana akhirnya mereka memutuskan untuk
menjadi band nostalgia. Dhani menyatakan: "Saya memutuskan band Dewa 19 itu
adalah band nostalgia. Jadi kalau main itu dalam konteks reuni. Kalau pun
membuat album lagi adalah dalam bentuk Dewa 19 band nostalgia. Dewa 19 resmi dinyatakan bubar setelah berdiri selama 25 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar