Ensambel talempong jinjiang
dalam kebudayaan masyarakat Minangkabau, Ensambel talempong jinjiang tidak dapat dipisahkan dari perjalan sejarah masa lalu. Sebagai alat musik; Soeharto (1978) menjelaskan bawa talempong adalah alat musik dari Minangkabau sejenis bonang yang terbuat dari perunggu dan sejenisnya, bentuknya budar dengan pencu di tengah, ada yang dimaikan sambil berjalan, tangan kiri menenteng satu atau dua satuan, sedangkan tangan kanan memaikan dengan sebuah pemukul. Talempong jenis ini disebut ”talempong pacik”. (M. Soeharto, 1978: 152).
Ensambel talempong jinjiang di Minangakabau biasanya teridiri dari satu settalempong, biasanya terdiri dari 5 atau 6 buah talempong; satu buah gendang bermuka dua;satu atau dua buah canang;satu buah pupuik gadang. Pukulan masing-masing pasangan talempong membentuk pola ritem, jalinan ketiga pemain yang menghasilkan pola ritem berbeda akan mengasilkan melodi tertentu, dan pada akhirnya membentuk sebuah lagu.
Secara material, Pono Banoe menjelaskan bahwa telempong terbuat dari campuran tembaga, timah dan kuningan dan termasuk ke dalam klasifikasi idiophone. Dalam terminologi musik hal ini berarti alat musik yang sumber suaranya sekaligus tinggi nadanya bersumber dari alat musik itu sendiri (Pono Banoe. 2003: 191). Alat musik ini dimiliki oleh kelompok-kelompok persukuan dan sebagai simbol identitas atau kebesaran dari suku yang bersangkutan.
Bertolak dari apa yang dikatakan di atas; jelas keberadaannya dalam masyarakat Minangkabau tidak lepas dari sejarah kebudayaan dan kebesaran kerajaan Minangkabuu masa lalu. Instumen musik atau alat musik yang dibuat dari bahan logam banyak ditemui di wilayah nusanatara. Ia termasuk ke dalam keluarga gong yang memakai pencu (knobbed gong) dengan ukuran dan bunyi yang berbeda-beda; dari segi bentuknya hampir semunya sama. Lebih jauh Mantle Hood (1958) memberikan gambaran bahwa …salah satu musik tradisional dari logam (metallophone), yang tersebar di kawasan Asia Tenggara; di antaranya disebutkan di wilayah kultur Minangkabau; masyarakatnya meyebutnya talempong (Mantle Hood. 1958:
Keberadaan musik talempong tersebut merupakan salah satu bagaian dari kesatuan sistem budaya masyarakat Minangkabau. Hal demikian dapat dilihat dalam upacara batagak gadang --adat perhelatan pimpinan suku. Arti penting keberadaan musiktalempong itu dalam sistem kebudayaan masyarakat Minangkabau tercermin dalam ungkapan pepatah adatnya; kalau alam alah takambang, marawa tampak takiba, batingkah aguang jo talempong, tandonyo adaik badiri di nagari, pupuik jo saluang kabungonyo, silek jo tari kagunjainyo (kalau alam sudah terkembang, marawa (bendera kebesaran adat) tampak berkibar, bertingkah gong jo talempong, tandanya adat berdiri di nagari, puput jo saluang kebunganya, silek jo tari kegunjainya. Menurut Bahar, gong dantalempong, sejajar dengan ’kekuasaan’ datuak (datuk) sebagai pimpinan tertinggi dalam kehidupan masyarakat Minangkabau (Bahar. 2009: 7). Sejajar dalam pengertian yang dimaksud Bahar adalah bahwa musik talempong itu mempunyai peran signifikan dalam uacara pengangatan penghulu; seperti dimaksud dalam ungkapan adatnya.
Minangkabau mengandung pengertian kebudayaan di samping makna geografis. Dalam pengertian geografis, Minangkabau merupakan wilayah atau daerah yang terdiri atas kesatuan-kesatuan geografis, politik-ekonomis dan kultur-historis, lazim disebut,Pesisir, Darek, dan Rantau. Dalam pengertian kebudayaan, berarti ada suku bangsa Minangkabau, kebudayaan Minangkabau, dan kesenian Minangkabau. (MD. Mansoer: 1970: 2). Salah satu dari kesenian Minangkabau itu adalah talempong jinjiang.
Talempong itu adalah milik suku (penghulu), bukan milik pribadi; ia mempunyai nilai yang bertalian dengan prestise; ia termasuk barang langka dan barang mahal walapun ia tidak mahal. Inilah yang dikatakan Anthony Reid bahwa yang mampu memilIki alat musik perunggu (Pen. Talempong) pada masa lampau hanya terbatas pada orang kaya (penguasa) saja, dan erat hubungannya dengan status yang menunjukan kebesaran (Anthony Reid, 2011:121-136).
Terkait dengan apa yang dikatakan Matle Hood, Anthony Reid di atas; memberikan sinyalemen bahwa musik talempong telah dipakai dalam kebudayaan Minangkabau dari dahulu kala. Melalui tulisan ini, akan dicoba mengungkap priodeisasi sejarah dan kaitannya dengan musik talempong di Minangkabau,Ensambel talempong jinjiang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar